Senin, 15 Juli 2019

Supply Chain Management


Manajemen Logistik

Manajemen  rantai  pasok   (supply  chain  management)  sendiri  adalah  jaringan  rekanan
yang  secara  kolektif  mengubah  dari  bahan  baku  menjadi  barang  jadi  yang  bernilai  untuk
konsumen akhir. Supply chain management  berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari
pemasok,  ke  produksi,  ke  gudang,  ke  distribusi,  dan  ke  konsumen  (Heizer,2001).  Supply
chain management  melibatkan perencanaan dan pengendalian semua proses -  dari pelanggan
akhir sampai pemasok bahan baku    yang bersama-sama dengan mitra dalam supply  chain
untuk melayani kebutuhan pelanggan akhir (Van Hoek, 2008).
Supply  Chain  Management  melibatkan  koordinasi  aktif,  integrasi  dari  pengelolaan
permintaan  dan  proses  pasokan  ,  kegiatan  distribusi  ,  informasi  dan  hubungan  sedemikian
rupa yang mengoptimalkan hubungan antar organisasi sehingga menciptakan  customer value
dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan secara keseluruhan.
Gambar 1.1
Supply chain management flow diagram
Dalam supply chain management terdapat material flow dan information flow. Tujuan
dalam  supply chain management    harus menjaga bahan mengalir  dari sumber ke konsumen
akhir.  Pada  arus  informasi,  teknologi  informasi  memungkinkan  data  permintaan  dan
penawaran  cepat  didapat  dan  dapat  meningkatkan  tingkat  detail  sebuah  produk  (Van
Hoek,2008).
Supply chain management  mengurangi biaya, tetapi mungkin yang terpenting, supply
chain  management  dapat  memberikan  keunggulan  kompetitif  dengan  tanggap  terhadap
konsumen  yang  lebih  menuntut  dan  lebih  kritis.  Supply  chain  management  sebagai  sebuah
konsep  sekarang  sudah  dianggap  mapan,  dan  telah  diadopsi  banyak  perusahaan  untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif. (Christopher, 2011)
Pada saat ini perusahaan harus melayani pelanggan yang tepat, menemukan pemasok
yang tepat, dan membina kepercayaan dengan mitra yang tepat. Karena hal tersebut memiliki
dampak  yang  besar  pada  saat  ini  serta  kinerja  bisnis  masa  depan.  Untuk  mencapai  tujuan
multi-kriteria ini, telah menjadi keharusan bagi organisasi atau perusahaan, di seluruh dunia,
untuk memanfaatkan konsep supply chain management. (Sahay, 2000 dalam Mohan,2003).
2. Dapat  dikatakan  bahwa  supply  chain  management  merupakan  suatu  konsep  yang
menyangkut  pola-pola  pendistribusian  produk  secara  optimal.  Pola  baru  ini  menyangkut
aktivitas  pendistribusian,  jadwal  produksi,  dan  logistik.  (Candra,  2013).  Esensi  dari  supply
chain  management  adalah  sebagai  senjata  strategis  untuk  mengembangkan  keunggulan
kompetitif  yang  berkelanjutan  dengan  mengurangi  investasi  tanpa  mengorbankan  k epuasan
pelanggan (Mohan, 2003).
Dalam  supply  chain  management  dikenal  sebuah  kegiatan,  yaitu  logistik.  Logistik
meliputi  kegiatan  seperti  pergudangan  (warehouse),  distribusi  barang  (distribution),
transportasi  barang  (freight  transportation),  dan  pengelolaan  pesanan  (sales  order
processing).  Berbagai  perusahaan  menerapkan  supply  chain  management  untuk
meningkatkan efisiensi pada proses logistik (van hoek, 2008).
Logistik  dalam  perkembangannya  hingga  kini  sudah  merupakan  ilmu  yang  harus
dapat  perhatian  khusus  mengingat  sejarah  pertumbuhan  ekonomi  yang  semakin  kompleks
seperti  produktivitas  barang-barang  yang  dihasilkan  pabrik  atau  perusahaan,  bagaimana
penyalurannya  dan  penyimpanannya  serta  pengelolaan  hasil  produk  secara  menyeluruh
memerlukan penanganan khusus dan serius (Candra, 2013).
Distribusi  logistik  diibaratkan  teridiri  dari  satu  set  fasilitas,  yang  masing-masing
terdiri  dari  satu  pabrik  produksi  dengan  sebuah  gudang  yang  terhubung,  dan  satu  set
pelanggan.   Tujuan  dari  logistik  adalah  menyampaikan  barang  jadi  dan  bermacam-macam
material  dalam  jumlah  yang  tepat  pada  waktu  yang  dibutuhkan,  dan  dalam  keadaan  yang
dapat  dipakai,  ke  lokasi  di  mana  ia  dibutuhkan,  dan  dengan  total  biaya  yang  terendah
(Bowersox, 2002). Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi  perusahaan dan
juga pemerintah. Semua bentuk perilaku yang terorganisir membutuhkan sokongan logistik
(Bowersox,2002)
3. Sasaran  penyelenggaraan  logistik  adalah  mencapai  level  sokongan  manufakturingpemasaran  yang  telah  ditentukan  sebelumnya  dengan  total  biaya  serendah  mungkin.
Tanggung  jawab  utama  manajer  logistik  adalah  merencanakan  dan  mengelola  suatu  sistem
operasi  yang  mampu  mencapai  sasaran  ini.  Dalam  tanggung  jawab  perencanaan  dan
pengelolaan  yang  luas  ini  terdapat  banyak  masalah  yang  kompleks  dan  mendetil.  Ciri-ciri
utama  logistik  adalah  integrasi  berbagai  dimensi  dan  tuntutan  terhadap  pemindahan
(movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis (Bowersox,2002).
Tingkat  perekonomian  indonesia  semakin  kompetitif  sejalan  dengan  pertumbuhan
ekonomi yang dicapai Indonesia. Terlihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi  Indonesia yang
selalu  positif  sejak  tahun  2011.  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  mencatat  pada  tahun  2011
mencapai 6,5%, 2012 6,23%, dan 2013 mencapai 5,78 % . Pertumbuhan tersebut berpengaruh
pada  semakin  meningkatnya  dunia  bisnis  di  Indonesia,  termasuk  pada  Industri  otomotif.
Terbukti  dari  jumlah  kendaraan  bermotor  di  Indonesia  yang  tinggi  menurut  BPS.  Berikut
adalah data jumlah dari kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2011 -2013 :
Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dari  data  tersebut  terlihat  bahwa  sepeda  motor  mendominasi  jumlah  kendaraan
bermotor di Indonesia.
4. Didasarkan  hal  tersebut  maka  persaingan  industri  otomotif  tentunya  dikatakan
semakin  meningkat,  khususnya  pada  industri  otomotif   roda  dua  atau  sepeda  motor.  Hal
tersebut  membuat  banyak  perusahaan  sepeda  motor  di  Indonesia  yang  berlomba -lomba
mengambil  pasar  konsumen  sepeda  motor  di  Indonesia.  Contohnya  saja  seperti
Honda,Yamaha,  Suzuki,  Kawasaki,  Bajaj,  TVS,  dan  banyak  perusahaan  lainnya.  Dari
banyaknya  perusahaan  tersebut  menurut  data  resmi  PT.  Astra  Honda  Motor,   tahun  2013
Honda memiliki market share mencapai 62%, yamaha 30%, suzuki 5%, dan sisanya adalah
perusahaan-perusahaan  lain  seperti  kymco,  kawasaki,  piaggio,  dan  lain-lain.  Untuk  data
lengkapnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 1.2
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ( untuk data tahun 2013)
Untuk  meningkatkan  pangsa  pasar  ataupun  mempertahankannya,  seluruh  produsen
sepeda motor di Indonesia  berusaha untuk  memaksimalkan  pelayanan pasca jual. Ini terlihat
dari banyaknya bengkel resmi dan gerai resmi penjual suku cadang perusahaan sepeda motor
tersebut, tanpa terkecuali PT. Astra Honda Motor (PT. AHM) sebagai pemegang resmi merek
sepeda  motor  Honda  di  Indonesia.PT.AHM  memiliki  1200  bengkel  resmi  yang  dikenal
dengan  nama  bengkel  AHASS  (Astra  Honda  Authorized  Service  Station)   dan  2.000  gerai
resmi penjual suku cadang asli Honda yang dikenal dengan nama AGP (Astra Genuine Parts)
5. dengan kode gerai H3. Tentunya dengan banyaknya gerai pelayanan pasca jual terebut, PT.
AHM ingin meningkatkan terus pangsa pasarnya di Indonesia.
Untuk  memaksimalkan  pelayanan  pasca  jual  tersebut  akan  sangat  berhubungan
dengan kinerja manajemen logistik,  khususnya pada logistik pengantaran suku  cadang resmi
Honda.  PT. AHM mengantarkan produknya ke  pelanggan menggunakan jaringan distribusi
logistik.  Sebuah  jaringan  distribusi  terdiri  atas    aliran  produk  dari  produsen  ke  konsumen
melalui  titik-titik  pemindahan,  pusat  distribusi  (gudang),  dan  penjual  (bengkel  AHASS).
Peranan jaringan distribusi dan manajemennya merupakan hal yang sangat penting bagi PT.
AHM  untuk  meningkatkan  penjualan  dan  keuntungan.  Sistem  dari  AHASS  sendiri  adalah
bisnis  kemitraan,  dimana  setiap  AHASS  dimiliki  oleh  individu  masyarakat  yang  diberikan
lisensi oleh PT. Astra Honda Motor untuk khusus melayani sepeda motor Honda dan hanya
menggunakan suku cadang resmi Honda.
Bowersox (2002) berpendapat bahwa  ada 5 (lima) komponen yang bergabung  untuk
membentuk sistem logistik yaitu,   struktur  lokasi  fasilitas,  transportasi,  persediaan,
komunikasi,  dan  penanganan  dan  penyimpanan.Namun  dari  data  pra-survey    yang  telah
dilakukan  untuk  keperluan  studi  ini,  dari  3  bengkel  AHASS  yang  ada  di  kota  Semarang,
diketahui  adanya  keterlambatan  pengeriman  suku  cadang  resmi  Honda.  Dan  faktor
penyebabnya  termasuk  kedalam  5  komponen  pembentuk  sistem  logistik  tersebut.  Faktor
penyebab keterlambatan suku cadang dijelaskan sebagai berikut :
Dari data di  atas dapat dilihat terjadi permasalahan pada logistik suku cadang resmi
honda  yang tentunya akan berpengaruh pada kinerja bisnis di bengkel-bengkel AHASS. Dari
hasil wawancara kepada 3 kepala bengkel pada 3 bengkel di atas saat pra-survey, dikatakan
bahwa  keterlambatan  pemasokan  suku  cadang  mempengaruhi  kosongnya  persediaan  suku
cadang di bengkel mereka. Hal ini berakibat pada kinerja bisnisnya. Suku cadang yang sering
mengalami keterlambatan didominasi oleh slow moving parts  (produk yang lakunya lama)    ,
walaupun tetap ada keterlambatan pengiriman pada  fast moving parts  (produk yang lakunya
cepat).  Kinerja bisnis adalah istilah  yang mencakup aspek ekonomi dan  aspek operasional,
kinerja  bisnis  juga  merupakan  payung  untuk  semua  konsep  yang  berpengaruh  terhadap
keberhasilan suatu perusahaan dan kegiatannya  (Prakash  et al,  2015) .Atas dasar hal tersebut
maka  dalam  studi  ini  akan  diteliti      pengaruh  kinerja  logistik  pemasok  terhadap  kinerja
bisnis (studi pada bengkel AHASS di Kota Semarang)“.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar