Jumat, 04 Oktober 2019

Makalah Perancangan tata letak Pabrik BAB I - III


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia industri berkembang sangat pesat. Hal tersebut banyak memunculkan perusahaan-perusahaan baru. Namun pertumbuhan jumlah perusahaan tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah konsumen, hal ini yang menjadikan persaingan antar perusahaan semakin sulit. Untuh mengantisipasi kalahnya dalam persaingan banyak strategi yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari meminimalisir biaya, efektifitas marketing, kecepatan proses produksi, ketepatan produksi hingga peningkatan imej perusahaan. Hal tersebut juga tidak terlepas dari penanganan bahan baku, proses, hingga penanganan barang jadi.
Penanganan barang jadi tidak bisa terlepas dari proses awal hingga akhir dalam sistem produksi sebelum dilakukannya pendistribusian kepada pelanggan. Dalam keseluruhan proses ini tidak dapat terlepas dari tata letak fasilitas pabrik. Tata letak yang baik adalah tata letak yang mampu memanfaatkan ruang untuk poses secara efektif agar dapat menigkatkan utilitas ruang serta meminimalisasi biaya material handling (Heragu,1997). Perancangan fasilitas harus mengatur bagaimana aset-aset yang berwujud benda dapat mencapai tujuan atau fungsi dari aset-aset tersebuat. Dalam industri manufaktur perencanaan fasilitas menentukan bagaimana fasilitas produksi agar mendukung dengan baik pada proses produksi (Tompkins,1996).
Tata letak memiliki dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas proses, fleksibilitas biaya. Kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi dalam mencapai sebuah strategi yang menunjang deferensiasi, biaya rendah atau respon cepat (Heizer dan Render,2006).
PT Lucienne The Doll  merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi boneka. Namun icon utama pada perusahaan ini yaitu boneka wisuda. PT Lucienne The Doll  ingin mendirikan sebuah pabrik yang dimana akan membuat struktur organisasi, layout pabrik, serta penataan fasilitas pabrik  yang baik agar karyawan dapat selalu berkomunikasi dengan baik, dan dapat mengirim serta mengerjakan produk tersebut tepat waktu terhadap konsumen-konsumennya.
PT Lucienne The Doll  menggunakan beberapa macam mesin untuk memproduksi produk-produk cukup banyak dan sangat bervariasi, tetapi penempatan mesin-mesin tersebut tidaklah beraturan sehingga terjadi kesimpangsiuran dalam proses produksi. Hal ini mengakibatkan jarak total material handling menjadi sangat panjang sehingga berdampak pada waktu penyelesaian produk yang jauh lebih lama. Untuk itu diperlukan penataan kembali penataan mesin-mesin tersebut agar jarak material handling lebih pendek sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu penyelesaian produk, dan perlu adanya rancangan mengenai luas keseluruhan pabrik yang diperlukan setiap depatermennya, serta penataan ulang tata letak perkantoran PT Lucienne The Doll  .

1.2.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara membuat peta-peta kerja pada pembuatan boneka wisuda?
2.      Berapa banyak scrap yang didapatkan pada pembuatan boneka wisuda?
3.      Bagaimana cara membuat struktur organisasi?
4.      Bagaimana cara membuat kegiatan fasilitas?

1.3.  Tujuan Laporan
1.      Membuat peta kerja pada proses pembuatan boneka wisuda.
2.      Menentukan Scrap pada pembuatan boneka wisuda.
3.      Merancang bentuk suatu struktur organisasi.
4.      Membuat kegiatan fasilitas dengan menggunakan ARC (Activity Relationship Chart).




1.4.  Batasan Masalah
Agar permasalahn tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka penulis membatasi masalah pada :
1.      Produk yang dibuat adalah boneka wisuda.
2.      Peta kerja yang dibuat adalah OPC dan Assembly Chart.
3.      Data yang diambil adalah data waktu hasil kerja serta ukuran bahan baku dan komponen.
4.      Terdapat 5 stasiun kerja yang terdiri dari stasiun pemolaan, stasiun pemotongan, stasiun penjahitan 1, stasiun pengisian, stasiun penjahitan 2 dan finishing.




BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1  Definisi Industri
Menurut sritomo Wignjosoebroto (1996), pabrik yang dalam istilah asingnya dikenal dengan factory atau plant adalah setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin, peralatan, material, uang (modal), energi, informasi, dan sumber daya alam dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien, dan aman. Istilah pabrik ini sering diartikan sama dengan industri, meskipun industri sebenarnya memiliki pemgertian yang luas. Pabrik pada dasarnya merupakan salah satu jenis industri yang terutama akan menghasilkan produk jadi.
Industri adalah suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi diproses mulai dari bahan baku sampai kepada barang jadi. Manajemen industri merupakan suatu proses yang akan mampu memberikan arah dan mengevaluasi performansi dan membuat penyesuaian dengan lingkungan industri yang berubah-ubah.
2.2  perencanaan Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik didefinisikan sebagai perencanaan dan penyusunan fasilitas-fasilitas fisik seperti peralatan, bangunan dan barang lain (utility) untuk mengoptimalkan hubungan antara tenaga kerja, aliran material (dai bagian penerimaan bahan baku, pabrikasi, sampai pengiriman produk jadi) dan aliran informasi untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien, ekonomis dan nyaman.
Masalah tata letak pabrik tidak selalu timbul dalam perencanaan tataletak pabrik baru, tetapi seringkali persoalan tataletak berhubungan kembali dengan fasilitas-fasilitas lama yang ada, misalnya kebutuhan ntuk menataletakkan lang (relayout) fasilitas-fasilitas lama karena masalah yang dihadapi.
Beberapa tujuan dasar dalam penyusunan tataletak pabrik tersebut adalah :
a.       meminimumkan jarak perpindahan material
b.      mengguanakan ruang secara efektif
c.       meningkatkan keselamatan dan keamanan operator dalam bekerja
d.      membuat fleksibelitas pengaturan menjadi tinggi, sehingga mudah melakukan penyesuaian dan pengaturan kembali jika diperlukan
Ada 4 jenis tata letak oabrik yang secara klasik umum diaplikasikan dalam perencanan tata letak yaitu :
a.       tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (production line / product lay-out)
b.      tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap/fixed material lacation (fixed position lay-out)
c.       tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk
d.      tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses
2.3  Operation Proses Chart
Merupakan diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan sejak ari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga membuat informasi-informasi yang diperlukan untuk penganalisaan lebih lanjut seperti waktu yag dihabiska, material yang digunakan, dan tempat atau alat (mesin) yang dipakai.
 Fungsi peta proses operasi:
a.       Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penggunanya
b.      Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
c.       Alat untuk menentukan tata letakpabrik
d.      Alat untuk menentukan cara kerja yang sedang dipakai
e.       Alat untuklatihan kerja
2.4  Assembly Chart
Peta perakitan atau disebut juga assembly chart memberikan gambaran grafis dari urutan-urutan komponen dan rakitan bagian kedalam rakitn produk.
Informasi dari assembly chart adalah:
a.       Komponen yang membentuk produk
b.      Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
c.       Komponen yang menjadi suat bagian dari rakitan bagian
d.      Aliran komponen ke dlam sebuah rakitan
e.       Urutan waktu komponen bergabung bersama
f.       Keterkaitan antara komponen dengan rakitan bagian
g.      Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
2.5  Routing Sheet
Merupakan lembaran perhitungan mundur dari suatu operasi pada mesin yang berkaitan langsung dengan efisiensi mesin dana kapasitas produk dan dipengaruhi oleh presentase scrap bahan.
Routing sheet ini digunakan untuk perhiungan jumlah mesin teoritis dan actual berdasarkan efisiensi produk yang dignakan, dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi dengan cara:
a.       Buat nomor urut operasi komponen yang ingin kita hitung nomor urut operasi dibuat berurutan berdasarkan OPC dai atas ke bawah. Operasi pertama kali yang kita buat adalah operasi perakitan.
b.      Nama mesin yang digunakan untuk operasi tersebut
c.       Nama operasi dibuat berdasarkan OPC dan nomor operasi yang dihitung
d.      Waktu operasi dalam menit dapat dilihat pada OPC
e.       Kapasitas mesin teoritis per jam dapat diperoleh dengan rumus
.
f.       Kapasitas mesin aktual diperoleh menggunakan rumus
.
g.      Scrap pada masing-masing operasi dapat dilihat pada perhitungan scrap
h.      Jumlah komponen setelah operasi yang diharapkan untuk operasi terakhir sebelum pengepakan
i.        Jumlah koponen sebelum operasi didapat dengan rumus
.
j.        Jumlah mesin teoritis dapat dicari dengan rumus
.
k.      Jumlah mesin aktual didapat dengan menggunakan bilangan desimal yang didapat pada jumlah mesin teoritis, dan selalu dibulatkan keatas

2.6  Struktur Organisasi
Organisasi adalah suatu wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk tujuan yang telah ditentukan.
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dai fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang-wewenang yang ada. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan bagan organisasi sadalah :
a.       Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama dari perusahaan yang bersangkutan
b.      Bagan orgnisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang ada didalam perusahaan
c.       Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumskan rencana kerja yang ideal sebagaipedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan atasan
2.7  Luas Lantai
Untuk melakukan aktifitas perusahaan perlu adanya ruangan yang memiliki ketentuan-ketentuan sesuai dengan yan dibutuhkan. Kebutuhan untuk luas ruangan atau lantai harus mempertimbangkan seluruh aktivitas yang ada. Aktivitas yang akan mempengaruhi luas area atau luas lantai diantaranya :
a.       Area yang diperlukan untuk operasi mesin atau peralatan
b.      Area yang diperlukan untuk penyimpanan bahan baku atau produk jadi
c.       Area yang diperlukan untuk fasilitas-fasilitas service
Ukuran sebuah ruangan sudah pasti menyangkut ukuran panjang dan lebarnya, sedangkan untuk tinggi biasanya disesuaikan dengan standar yang umum dipakai
Kebutuhan untuk sebuah rangan pabrikasi sudah pasti dipengaruhi oleh peralatan yang digunakan serta aktivitas operator yang terlibat didalamnya. Untuk mendapatkan luas lantai, terlebih dahulu harus diketahui luas yang terpakai oleh mesin/peralatan. Khususnya mesin merupakan peralatan yang mutlak mempengaruhi luas sebuah ruangan.
Kebuthan luas lantai ruangan atau lantai untuk mesin dipengaruhi oleh faktor-faktor kelonggaran sebagai berikut :
a.       Faktor kelonggaran dari mesin itu sendiri
b.      Faktor kelonggaran dari operator/pekerja
c.       Faktor kelonggaran dari material yang akan diproses
Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi luas lantai bagian produksi adalah :
a.       Area untuk scrap
b.      Area gang yang dipengaruhi oleh :
·         Material handling yang digunakan
·         Dimensi material yang melewati gang
c.       Area yang diperlukan untuk fasilitas service seperti area untuk peralatan pembantu, dsb
d.      Jumlah mesin pada bagian produksi
Secara sistematis untuk mendapatkan luas lantai :
.
Seperti halnya tata letak sebuah pabrik atau perusahaan secara keseluruhan, dalam perancangan tata ;etak yang ideal diperlukan luas ruangan atau sesuai dengan keterkaitan antara departemen-departemen tersebut. Dengan adanya luas mesin dan peralatan yang digunakan maka akan memudahkan merancang tata letak mesin-mesin itu dalam departemen atau ruangan yang digunakan sesuai dengan tata letak yang ideal unuk sebuah ruangan.
Adapun penyusunan tata letak mesin-mesin biasanya mengikuti aturan sebagai berikut :
a.       End to End
Diterapkan jika mesin 1 berkaitan dengan mesin 2 akan lebih efektik bila pekerjaan dilakukan berurutan
b.      Front to Front
Dipakai untuk kegiatan dependent dimana operator dari setiap mesin saling membelakangi
c.       Back to Back
Dipakai untuk pekerjaan yag independent tidak ada ketergantungan satu sama lain
d.      Front to Back
Penggunaanya meski melihat situasi dan ondisi serta karakteristik mesin terlbih dahulu
Secara umum jarak antara fasilitas produksi adalah sebagai berikut :
a.       Jarak antara mesin adalah 3 feet
b.      Jarak ke dinding adalah 3 feet
c.       Luas area operator adalah panjang mesin X 3 feet. Khusus untuk front to front lebar area yang dignakan oleh kedua operator bisa diminimalkan menjadi 5 feet
2.8  Activity Relationship Chart
Dalam fasilitas pabrik selain aktifitas pelayanan yang ditujukan untuk administrasi, pelayanan produksi, personalia dan bangunan pabrik. Banyaknya kegiatan pelayanan mengakibatkan tugas untuk menghubungkan secara tepat antara lantai produksi dengan fasilitas pendukung lainnyamenjadi agak rumit kegiatan pelayanan yang dibutuhkn harus dapat diidentifikasikan secara tepat sehingga benar-benar tidak ada yang terlewatkan.
Peta hubungan aktivita atau ARC merupakan suatu teknik yang sederhana didalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilian “kalitatif” dan cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing fasilitas /departemen.
ARC atau peta keterkitan kegiatan merupakan suatu teknik deal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta ini serupa dengan tabel jarak sebuah peta jalan, jaraknya digantikan dengan warna sandi kualitatif, dan angka menunjukan alasan menunjukan alasan bagi huruf sandi tadi.
Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, telah ditetapkan satu pengelompokkan derajat kedekatan tadi. Semuanya telah ditentukan oleh Richard Muther, yaitu :
2.9  Activity Relationship Diagram
Merupakan dasar perencanaan keterkaitan antara pola aliran barang dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi. ARD berguna untuk perencanaan dan penganalisaan, keterkaitan, dan dalam kenyataan merupakan diagram balok yang menunjukkan pendekatan keterkaitan kegiatan, yang menunjukkan kegiatan sebagai suatu kegiatan model tunggal.
Jika jenis-jenis keterkaitan yang ada diantara beberapa kegiatan dikenali terlebih dahulu. Umumnya ada berupa antara dua kegiatan produksi, antara suatu kegiatan produksi, kegiatan pelayanan atau kegiatan tambahan, serta antara dua kegiatan pelayanan.
Dalam proses perencanaan keterkaitan terdapat sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan, beberapa diantaranya sangat penting diantaranya :
a.       Tuntutan khusus dari kegiatan tertentu atau departemen
b.      Sifat atau karateristik bangunan
c.       Tapak bangunan
d.      Fasilitas
e.       perluasan




BAB III
PENGUMPULAN DATA
Tabel 3.1 Ukuran bahan baku dan komponen
Nama Bahan
Ukuran bahan
Ukuran Komponen
Bahan Laspur
15000 x 10000 mm
1100 x 920 mm
Bahan Kalboa
15000 x 10000 mm
62x41mm
Bahan Laspur
15000 x 10000 mm
800x300mm
Bahan Kalboa
15000 x 10000 mm
200x75mm
Bahan Kalboa
15000 x 10000 mm
750x500mm
Bahan polyster
10000x7500 mm
2000x1500mm
Bahan Polyster
10000x7500 mm
665x100mm
Kain planel
6500x3500mm
2500x2500
Kain planel
6500x3500mm
4500x1500mm
Benang Wol
50000mm
7500mm

Tabel 3.2 waktu tiap departemen
Department
Waktu (s)
Pemolaan
7
Pemotongan
36
Penjahitan 1 (sub assy)
56
Pengisian
48
Penjahitan 2 (Assembly)
85


Tidak ada komentar:

Posting Komentar